Jakarta – Sebanyak 99 jemaah haji asal Indonesia menjalani perawatan di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi. Mereka terjangkit penyakit yang menyerang pernapasan, yakni pneumonia.
Kami mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia di kalangan jemaah haji kita. Dari 99 kasus pneumonia, ada satu jemaah yang meninggal dunia karena penyakit tersebut, ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo dikutip dari Kanal News Jumat (23/5/2025).
Baca Juga
-
Cek Fakta: Hoaks Bank Aceh Bagi-Bagi Hadiah Mobil hingga Paket Umroh dengan Mendaftar di Tautan Tertentu
-
Ingin Jadi Nasabah PayLater? Ketahui Kriteria dan Ketentuannya
-
Cek Fakta: Klarifikasi Kejagung soal Isu Jaksa Agung ST Burhanuddin Dicopot pada 18 Mei 2025
Pneumonia merupakan peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Di lingkungan ibadah haji yang padat dan dengan suhu panas ekstrem, risiko penularan infeksi pernapasan menjadi lebih tinggi. Mereka yang memiliki komorbiditas atau kondisi kesehatan yang rentan diminta lebih mewaspadai hal ini.
Dikutip dari laman dinkes.acehprov.go.id, KKHI mengidentifikasi beberapa faktor risiko jemaah haji asal Indonesia terjangkit pneumonia, antara lain:
- Suhu panas ekstrem, berdasarkan data real time KKHI, suhu hari ini di Makkah dan Madinah berkisar antara 41-47 derajat celcius. Suhu udara yang tinggi ini, jika kekurangan asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
- Kelelahan fisik, rangkaian ibadah haji yang padat, dari mulai lamanya perjalanan, umroh wajib hingga puncak di Armuzna, membutuhkan stamina fisik yang kuat, sehingga kelelahan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
- Keramaian massa, penularan penyakit dengan kepadatan jemaah haji hingga jutaan orang dapat meningkatkan risiko penularan virus atau bakteri penyebab pneumonia.
- Riwayat penyakit penyerta (komorbiditas), jemaah dengan riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi.
Kami ingatkan tak bosan-bosan kepada jemaah untuk selalu waspada. Gunakan masker ketika batuk-pilek dan di area keramaian. Cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas. Minum air putih/zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter sehari. Yang mempunyai komorbid dan sudah minum obat rutin, jangan lupa obatnya diminum secara teratur, tutur Liliek.