Jakarta – Lebih dari 250 pebisnis berkumpul dalam acara Business Forum 2025 yang diselenggarakan oleh Super App Investasi Bareksa di Jakarta, pekan ini. Fokus utama diskusi ini adalah bagaimana memaksimalkan peluang investasi dan keuntungan bisnis di tengah situasi ekonomi yang dinamis.
Pelaku pasar menunjukkan optimisme di kuartal akhir 2025. Optimisme pasar muncul didukung sejumlah indikator kuat yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencapai level 8.000 dan harga emas terus mencetak rekor, menembus USD 3.700 per ons.
Baca Juga
-
Strategi Investasi ala Sepak Bola: SBN Jadi Pertahanan, Emas Jadi Penyerang
Namun, optimisme ini juga dibayangi tantangan seperti penurunan suku bunga, ketegangan geopolitik, pelemahan rupiah di atas Rp 16.500 per Dolar AS, dan defisit anggaran.
Chief Investment Officer Sucor Asset Management Dimas Yusuf menjelaskan, terdapat sinyal bullish (tren naik) yang kuat bagi pasar saham ke depan.
Dengan proyeksi belanja fiskal ekspansif dan dukungan regulasi, peluang pertumbuhan PDB lebih tinggi terbuka, meski tetap ada risiko, jelas Dimas dalam keterangan tertulis, Minggu (27/9/2025).
Sentimen cenderung lebih bullish untuk saham dibanding obligasi, khususnya pada emiten dengan fundamental kuat ketimbang saham new economy,” tambah dia.
Masuknya investor institusi besar, seperti alokasi investasi BPJS Ketenagakerjaan ke saham yang diperkirakan mencapai Rp 70 triliun dalam dua tahun ke depan, menjadi sinyal positif.
Sentimen bullish ini makin diperkuat oleh kebijakan Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, yang dianggap pro-growth.