Jakarta – Harga emas dunia bergerak menguat tipis pada perdagangan Selasa (12/8/2025) kemarin, mencatat kenaikan 0,20% setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk Juli. Kenaikan ini terjadi di tengah dukungan sentimen dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang kembali menekan independensi Federal Reserve (The Fed).
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, meskipun mengalami kenaikan, tren bearish pada harga emas dunia justru semakin menguat. Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menandakan tekanan jual masih dominan.
BACA JUGA:Harga Emas Sulit Bangkit, Pasar Fokus Ketegangan Perdagangan
BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari Ini 12 Agustus 2025 Anjlok Parah, Beli Sekarang?
BACA JUGA:Menakar Dampak Tarif Impor 19% AS: Ancaman atau Peluang?
Baca Juga
-
8 Gelang Emas Model Kerang Terbaru 2025, Tampil Elegan dengan Desain Menarik
-
Harga Emas Hari Ini Merangkak Naik Dipicu Amerika Serikat
-
Harga Emas 24 Karat 12 Agustus 2025: Antam hingga Raja Emas, Siapa Paling Murah?
Untuk proyeksi pergerakan untuk hari ini, jika tekanan bearish berlanjut, harga emas berpotensi turun hingga ke level support di USD 3.332. Namun, jika harga gagal menembus support tersebut dan mengalami koreksi, peluang kenaikan terdekat terbuka menuju level resistance di USD 3.365, jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (13/8/2025).
Pada perdagangan sesi Asia Rabu pagi, harga emas sempat menguat mendekati level USDÂ 3.350 setelah rebound dari titik terendah berhari-hari di sekitar USD 3.330. Penguatan ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September mendatang.
Para pelaku pasar kini juga memproyeksikan peluang penurunan suku bunga lanjutan pada Oktober sebesar 67%, naik dari 55% sehari sebelumnya, berdasarkan data FedWatch CME.