Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada Selasa, 24 Juni 2025. Rupiah ditutup menguat 138 poin terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 150 poin di level Rp 16.353, dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.492.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.300 – Rp 16.360,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (24/5/2025).
Rupiah menguat menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump bahwa Israel dan Iran telah sepenuhnya menyetujui gencatan senjata, menambahkan bahwa Iran akan segera memulai gencatan senjata.
Jika kedua belah pihak menjaga perdamaian, perang akan resmi berakhir setelah 24 jam, mengakhiri konflik selama 12 hari.
“Keterlibatan langsung AS dalam perang juga telah memfokuskan investor secara langsung pada Selat Hormuz, jalur air sempit dan vital antara Iran dan Oman di Teluk Timur Tengah yang dilalui antara 18 dan 19 juta barel minyak mentah dan bahan bakar per hari, hampir seperlima dari konsumsi dunia,” Ibrahim menyoroti.
Saat ini, muncul kekhawatiran pada risiko gangguan aktivitas maritim melalui selat tersebut, yany dapat melambungkan harga. Sementara itu, di AS, pergeseran narasi suku bunga Federal Reserve dengan Gubernur The Fed Michelle Bowman mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga paling cepat di bulan Juli mendatang, karena tekanan inflasi telah mereda.
“Komentarnya menambah spekulasi seputar langkah The Fed berikutnya, dengan pasar kini mengalihkan fokus mereka ke kesaksian Ketua Jerome Powell di hadapan Kongres pada hari Selasa untuk petunjuk kebijakan lebih lanjut,” papar Ibrahim.
Laporan tersebut menambahkan bahwa kebijakan saat ini berada pada posisi yang baik dan bahwa stabilitas keuangan tangguh di tengah ketidakpastian yang tinggi, lanjutnya. Hari ini fokus pasar adalah kesaksian Ketua Fed Jerome Powell di Kongres AS, angka Keyakinan Konsumen terbaru dan Indeks Manufaktur Richmond.