Jakarta – Reli harga emas telah berhenti karena investor membutuhkan waktu untuk mencerna berita perang dagang antara AS dengan China dan sejumlah negara lain. Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menarik tarif yang tinggi ke puluhan negara di awal April lalu.
Sejak saat itu, harga emas terus me ngalmi lonjakan yang didorong oleh meningkatnya kekhawatiran atas resesi dan meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama antara AS dan China.
BACA JUGA:Harga Emas Berhenti Cetak Rekor Termahal Dampak Investor Cairkan Keuntungan
BACA JUGA:Berapa Besar Porsi Emas di Portofolio Investasi saat Perang Dagang? Ini Rekomendasinya
BACA JUGA:Top 3: Daftar Bank Sentral yang Borong dan Jual Emas Terbanyak di Dunia
Baca Juga
-
Masih Banyak Harta Karun Emas di Papua Selain Grasberg, Kok Belum Terjamah?
-
Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 di Libur Jumat Agung 18 April 2025, Simak Rinciannya Hari Ini
-
Infografis Harta Karun Gunung Emas di Indonesia dan 10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia
Sekarang, dengan liburan panjang memperingati hari Paskah di berbagai negara dan meningkatnya ketidakpastian global, pelaku pasar mungkin melihat koreksi jangka pendek dalam harga emas.
Dikutip dari fxstreet, Sabtu (19/4/2025), harga emas melonjak minggu ini ke rekor tertinggi karena meningkatnya ketegangan antara AS dan China, tetapi sejak itu mengalami sedikit penurunan.
Presiden Trump mengumumkan tarif baru, yang menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang. Investor bergegas memborong emas sebagai aset safe haven.
Meningkatnya ketidakpastian atas kebijakan perdagangan AS mendorong pembeli untuk mencari perlindungan dari risiko pasar.
Saham Teknologi
Saham teknologi global turun tajam, menambah kekhawatiran pasar. ASML memperingatkan tentang permintaan yang tidak pasti karena tarif. Nvidia juga menghadapi pukulan pendapatan besar dari pembatasan AS pada ekspor chip AI ke China.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana tarif dapat merugikan pertumbuhan global. Akibatnya, emas memperoleh dukungan kuat dari permintaan safe haven.
Sinyal Fed
Sementara itu, sinyal beragam dari Federal Reserve AS membuat para pedagang berhati-hati. Jerome Powell mengatakan bahwa Fed akan menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum mengubah suku bunga.
Ia memperingatkan tentang risiko stagflasi yang terkait dengan tarif. Pada saat yang sama, pembicaraan perdagangan AS-Jepang memberikan sedikit kelegaan.
Namun secara keseluruhan, sentimen pasar tetap tegang. Ketegangan ini terus mendukung harga emas pada level yang lebih tinggi.