Jakarta Program pemberdayaan yang digagas oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), yakni Klasterku Hidupku, telah membawa dampak positif yang signifikan bagi sejumlah petani di Indonesia, termasuk para petani alpukat asal Ungaran. Mereka yang tergabung dalam klaster budi daya buah alpukat menjadi salah satu klaster binaan BRI.
Ketua Klaster Pusbikat Agus Riyadi mengungkapkan bahwa nama Pusbikat merupakan singkatan dari Pusat Pemasaran dan Edukasi Budidaya Alpukat (Pusbikat) di Desa Baran Gembongan, Semarang.
”Pusbikat ini awalnya hanya mencakup satu wilayah, satu RT di satu lingkungan. Tapi kemudian berkembang menjadi satu kampung,” ungkapnya.
Di wilayahnya sendiri, Desa Baran Gembongan, Kelurahan Baran, Kecamatan Ambarawa terdapat 20 petani alpukat. Para petani tersebut terkenal mampu menghasilkan alpukat unggulan lokal yang dikenal dengan kualitasnya yang tinggi. Buah alpukat dari daerah ini memiliki tekstur daging yang lembut, rasa yang gurih, dan kandungan gizi yang tinggi.
Agus bercerita, pada mulanya pada 2011 Agus hanya menanam 2 pohon alpukat yang digarap dan diberdayakan sendiri. Ketika pada akhirnya berhasil panen, orang-orang di sekitarnya tertarik untuk menjadi petani alpukat pula. Agus berperan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat alpukat, serta menyediakan informasi seputar budidaya dan perawatan tanaman.
Dengan keberadaan Pusbikat, Desa Baran Gembongan diharapkan bisa menjadikan alpukat sebagai ikon desa yang berdaya saing tinggi dan diminati masyarakat luas.