Jakarta – Pemerintah membuka kesempatan kerjasama dengan perusahaan jasa keuangan dari Amerika Serikat, Mastercard dan Visa, untuk ikut mengurusi sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard alias QRIS.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai melakukan sejumlah pertemuan dengan Pemerintah AS dan pelaku usaha setempat.
Terkait dengan QRIS atau gateway nasional, Indonesia sebetulnya tentunya kita terbuka untuk para operator luar negeri termasuk Mastercard atau Visa. Untuk di sektor Credit Card itu tidak ada perubahan, ujar Menko Airlangga dalam sesi konferensi pers virtual, Jumat (25/4/2025).
Airlangga mengatakan, pemerintah membuka diri kepada Mastercard dan Visa untuk ikut berkecimpung di sistem pembayaran digital nasional. Seperti diketahui, keduanya selama ini memasarkan produknya di Indonesia lewat kartu kredit.
Untuk sektor gateway ini mereka terbuka untuk masuk di dalam front-end maupun berpartisipasi. Dan itu level playing dengan yang lain. Ini sebetulnya masalah hanya penjelasan, kata Airlangga.
Meskipun mendapat sorotan dari Amerika Serikat, Bank Indonesia (BI) melaporkan volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, pada kuartal I 2025, transaksi QRIS tercatat tumbuh 169,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Didorong oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant.
Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh tinggi sebesar 169,15 persen (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant, kata Perry dalam konferensi pers RDG BI beberapa waktu lalu.