Jakarta Pemerintah terus mempercepat realisasi program pembangunan tiga juta rumah per tahun sebagai langkah strategis untuk mengatasi persoalan backlog perumahan nasional serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Berdasarkan peta jalan dari Satuan Tugas Perumahan, program ini akan dibagi dalam dua skema besar, yakni satu juta unit rumah diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal di wilayah perkotaan, sementara dua juta unit sisanya akan dibangun untuk masyarakat di pedesaan.
Program pembangunan rumah ini dirancang tidak hanya untuk menambah jumlah hunian layak, tetapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor properti dan mendukung pemerataan pembangunan antarwilayah.
Pemerintah menyadari bahwa salah satu kelompok yang perlu difasilitasi secara khusus dalam kepemilikan rumah adalah generasi muda, terutama generasi Z yang kini mulai memasuki usia produktif dan membutuhkan hunian sendiri.
Disambut Positif
Program ini disambut positif oleh pelaku industri properti. Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Bambang Ekajaya, menyebutkan bahwa program ini membuka peluang besar bagi generasi Z untuk memiliki hunian pertama mereka.
Ya untuk gen Z dan milenial memang perlu support juga, kata Bambang kepada Jumat (23/5/2025).
Bambang pun mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemerintah. Menurutnya, pemerintah telah melakukan penyesuaian terhadap kriteria masyarakat berpenghasilan rendah.