Jakarta – Beredar sebuah imbauan di media sosial resmi Kementerian Agama. Disebutkan bahwa kartu nusuk kini menjadi target penjambretan dan pencurian. Maka itu, jemaah diminta tak mengalungkannya di leher.
Informasi tentang kerawanan itu juga tersebar di grup aplikasi perpesanan Whatsapp. Pengirim pesan menyebut pencuri atau penjambret kartu nusuk kerap langsung kabur dan masuk ke kerumunan sehingga sukar dilacak.
BACA JUGA:Pendistribusian Kartu Nusuk Capai 76 Persen, Jemaah Haji Indonesia Diminta Tak Khawatir
BACA JUGA:Jemaah Indonesia Dilarang Berwisata ke Luar Kota Makkah Sebelum Puncak Haji di Armuzna
Baca Juga
-
Akselerasi Distribusi Kartu Nusuk, Lebih dari 131 Ribu Sudah Diterima Jemaah Haji Indonesia
-
Viral Jemaah Haji Indonesia Dirampok Sopir Taksi di Makkah, Jangan Bepergian Sendirian ke Mana-mana
-
Jemaah yang Belum Dapat Kartu Nusuk Diminta Lapor Ketua Kloter, Akses Berhaji Legal di Makkah
Lansia dan perempuan rawan menjadi targetnya, bunyi pesan tersebut.
Terkait hal itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau agar kartu nusuk sebaiknya dimasukkan ke dalam tas paspor saja. Letakkan di kantung depan yang transparan agar memudahkan petugas yang memeriksa jemaah saat akan masuk ke area Masjidil Haram.Â
Di sisi lain, Kepala Bidang Pelindungan Jamaah (Kabid Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Alrasyid mengaku belum menerima informasi tentang kerawanan penjambretan kartu nusuk secara detail. Pihaknya lebih sering menerima laporan kehilangan kartu nusuk atau tertinggal oleh jemaah.
Kalau kartu nusuk digunakan untuk kejahatan ini masih didalami. Andaikata nanti berita itu berkembang, akan kami dalami lebih lanjut, sahutnya.