Jakarta – Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi, mencatat pada perdagangan Kamis sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 87 poin sebelumnya sempat menguat 120 poin di level Rp 16.115 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.201 per dolar AS.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 16.060 – Rp 16.120, kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (14/8/2025).
Adapun penguatan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk faktor eksternal misalnya data inflasi AS terbaru memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan moneternya di bulan September.
Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS terbaru menunjukkan bahwa inflasi utama bulanan di bulan Juli meningkat sesuai dengan yang perkiraan sementara tingkat inflasi tahunan sedikit menurun di bawah ekspektasi.
Perkembangan yang lebih menonjol terjadi pada IHK inti, yang mengecualikan pangan dan energi. Kenaikan bulanan dan tahunannya sedikit di atas proyeksi, menggarisbawahi tekanan inflasi yang masih terjadi.
Namun meskipun hasilnya beragam, pasar optimis karena laporan tersebut memberikan bukti hanya sedikit lonjakan harga konsumen yang terjadi akibat tarif impor baru Presiden Trump yang baru-baru ini diumumkan, ujarnya.
Inflasi yang ringan, dikombinasikan dengan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin, memperkuat ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada bulan September, dengan CME FedWatch Tool kini memperkirakan probabilitas di atas 95% atas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.