Jakarta – Harga emas dunia mengalami tekanan turun dipicu rilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) yang memperkuat posisi Dolar AS dan menekan minat terhadap aset lindung nilai seperti emas. Pada perdagangan hari Selasa (15/7/2025) kemarin, harga emas turun lebih dari 0,40% dan sempat menyentuh level tertinggi harian di USD 3.366 sebelum akhirnya ditutup lebih rendah di sekitar USD 3.329.
Penurunan ini terus berlanjut hingga hari Rabu (16/7/2025) ini, di mana harga emas sempat terpantau stabil di sekitar USD 3.330, dalam kondisi pasar yang masih diliputi ketidakpastian menjelang data ekonomi lanjutan.
BACA JUGA:6 Model Gelang Emas 2025 untuk Muslimah Pakai Sehari-hari serta Harganya, Desain Minimalis hingga Klasik
BACA JUGA:7 Model Cincin Emas Islami 2 Gram Terbaru, Harga Mulai Rp1 Jutaan
BACA JUGA:Siap-Siap, Harga Emas Bakal Tembus Segini di Akhir 2025
Baca Juga
-
7 Model Cincin Emas Minimalis 2025 yang Cocok untuk Muslimah Sehari-hari
-
Harga Emas Pegadaian Hari Ini 16 Juli 2025, Ada yang Turun Drastis
-
Harga Emas Dunia Merosot, Ada Apa?
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, tekanan koreksi ini terjadi karena investor merespons data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS bulan Juni yang naik sebesar 2,7% secara tahunan, sesuai dengan ekspektasi pasar. Meskipun angka IHK inti sedikit di bawah perkiraan (2,9% vs 3%), hasil ini tetap mengindikasikan bahwa inflasi masih jauh dari target The Fed sebesar 2%.
“Data inflasi yang belum melandai membuat pasar semakin yakin bahwa The Fed tidak akan buru-buru memangkas suku bunga. Hal ini langsung berdampak pada naiknya imbal hasil obligasi dan menguatnya dolar, dua faktor yang biasanya membebani harga emas,” ujar Andy dalam keterangan tertulis, Rabu (16/7/2025).
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik menjadi 4,487%, sementara Indeks Dolar AS menguat 0,55% ke posisi 98,64. Kombinasi keduanya mendorong arus modal ke aset berimbal hasil dan menekan logam mulia.