Jakarta – Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi, melampaui USD 3.290 per troy ounce, seiring meningkatnya ketidakpastian global akibat perang tarif AS-Tiongkok, konflik geopolitik di Timur Tengah, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.
Kenaikan tajam harga emas ini memicu rotasi portofolio investor global ke aset safe haven, termasuk logam mulia, yang secara langsung menguntungkan emiten tambang emas di Indonesia.
BACA JUGA:IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 24 April 2025
BACA JUGA:Saham BBCA Naik Lagi, Bos BCA Buka Suara
BACA JUGA:BBRI Bagi Dividen Rp 31,4 Triliun! Keuntungan Bagi Pemegang Saham
Baca Juga
-
Sinarmas Sekuritas Berkunjung ke Unsoed Gelar Sekolah Pasar Modal 2025
-
IHSG Menghijau Hari Ini 24 April 2025, Saham MIKA hingga HEAL Melonjak
-
Bursa Saham Asia Melejit Ikuti Wall Street, Imbas Trump Melunak ke China
Produsen emas dan pedagang emas kemungkinan akan lebih positif, sementara lainnya kurang diminati. Secara sentimen positif, kata Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Wisnubroto dalam Media Day, Kamis (17/4/2025).
Dalam kesempatan terpisah, Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana menyebutkan emiten antara lain ANTM, BRMS, MDKA, PSAB, ARCI, dan HRTA diproyeksikan akan mencatatkan peningkatan kinerja keuangan pada kuartal II dan III 2025 karena harga jual rata-rata (ASP) emas yang lebih tinggi akan mengerek pendapatan dan margin laba bersih.
NTM sebagai bagian dari holding MIND ID, memiliki prospek kuat karena portofolio komoditasnya yang terdiversifikasi serta eksistensinya sebagai produsen emas batangan terbesar nasional melalui Logam Mulia, kata Hendra.
BRMS berpeluang mencatat lonjakan laba bersih seiring optimalisasi produksi di Tambang Poboya dan Palu yang pada 2025 ditargetkan menghasilkan lebih dari 15 ribu ons emas per kuartal.
Sementara itu, MDKA meski masih dalam fase investasi besar untuk proyek Tujuh Bukit dan Pani, tetap menjadi incaran investor spekulatif berkat cadangan emasnya yang besar dan ekspektasi valuasi masa depan.