Jakarta Harga emas melonjak lebih dari 1% pada hari Selasa karena investor mencari aset aman setelah RUU “besar dan indah” dari Presiden AS Donald Trump disahkan di Senat, menjelang tenggat 9 Juli terkait tarif perdagangan.
Dikutip dari Cnbc, Rabu (2/7/2025), harga emas spot naik 1,1% menjadi USD 3.337,42 per ons. Kontrak berjangka emas AS ditutup naik 1,3% pada USD 3.349,8 per ons.
BACA JUGA:Top 3: Harga Emas Makin Mahal, Ternyata Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Sinyal Bullish Harga Emas Makin Kuat, Simak Tanda-tandanya
Baca Juga
-
Harga Emas Perhiasan Makin Berkilau, Termurah Dipatok Segini
-
Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD3.400, Simak Faktornya
-
Harga Emas 24 Karat Hari Ini 2 Juli 2025 di Toko Emas Semar Nusantara
Senat AS yang dikuasai Partai Republik memberikan suara untuk meloloskan RUU pemotongan pajak dan pengeluaran yang luas sebagaimana diinginkan Trump, yang mencakup pemangkasan sejumlah program layanan sosial.
“RUU anggaran yang disahkan memberi dukungan karena tampaknya akan menyebabkan defisit sebesar $3 triliun dalam 10 tahun ke depan,” kata analis Marex, Edward Meir.
“Hal ini, selain bersifat inflasioner, juga akan meningkatkan beban utang yang harus dibiayai dengan lebih banyak pinjaman — semua faktor ini mendukung pasar emas yang lebih kuat, tambahnya.
Ketidakpastian Politik dan Tarif Dukung Permintaan Emas
Emas, yang dianggap sebagai penyimpan nilai, cenderung menguat di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, memperingatkan bahwa negara-negara lain dapat dikenai tarif yang jauh lebih tinggi meskipun telah melakukan negosiasi dengan itikad baik.
Hal ini berkaitan dengan mendekatnya tanggal 9 Juli, saat tarif yang kini bersifat sementara sebesar 10% akan kembali ke tarif yang ditangguhkan Trump antara 11% hingga 50%.
Investor kini mengalihkan perhatian ke data ketenagakerjaan ADP AS yang akan dirilis pada hari Rabu, serta data payroll hari Kamis, untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve.