Jakarta Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan harga emas akan menembus level USD3.400 dalam waktu dekat, bahkan berpotensi menuju USD3.550 hingga akhir tahun 2025.
Saat ini, harga emas dunia diperdagangkan di kisaran USD3.347 per troy ounce. Ibrahim mengatakan, bila tidak ada tekanan baru, maka dalam waktu dekat harga bisa menembus USD3.376, dan dalam skenario optimistis, terus merangkak naik menuju USD3.400 dan bahkan USD3.550 hingga USD3.600 pada akhir tahun.
BACA JUGA:6 Tips Memilih Gelang Emas Islami 2025 untuk Tangan Kurus, Perhatikan agar Tidak Menyesal
BACA JUGA:Sinyal Bullish Harga Emas Makin Kuat, Simak Tanda-tandanya
BACA JUGA:Top 3 Tekno: Menambang Emas dari Limbah HP Bekas Paling Diburu
Baca Juga
-
Harga Emas 24 Karat Hari Ini 2 Juli 2025 di Toko Emas Semar Nusantara
-
Harga Emas Hari Ini 2 Juli 2025 Naik, Ini Penyebabnya
-
Top 3: Harga Emas Makin Mahal, Ternyata Ini Penyebabnya
Kalau seandainya ini kena dalam dua hari ke depan kemungkinan di USD3.400.000 akan tercapai. Kalau saya lihat secara teknikal, malam ini bahwa harga mas dunia kemungkinan besar akhir tahun di USD3.550 Ini berdasarkan teknikal malam ini. Level akhir tahun bisa berubah menjadi USD3.600, kata Ibrahim kepada www.wmhg.org, Rabu (2/7/2025).
Perkembangan di AS
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah perkembangan terbaru di Amerika Serikat. Kongres AS, yang saat ini dikuasai oleh Partai Republik, meloloskan sebuah Rancangan Undang-Undang besar-besaran yang disebut-sebut sebagai “One Big Beautiful Field.”
RUU ini dinilai akan mengubah arah kebijakan fiskal dan pembangunan ekonomi AS ke depan. Namun, tidak semua pihak menyambutnya positif. Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kebijakan Donald Trump, justru menjadi salah satu yang paling vokal mengkritik RUU tersebut.
Nah masuknya RUU besar dan indah ini diterima oleh Kongres, disetujui oleh Kongres, kemungkinan besar akan disahkan oleh pemerintah. Ini membuat perdebatan tersendiri bagi para politikus di Amerika, ujarnya.
Kondisi ini menimbulkan spekulasi dan kekhawatiran investor atas arah kebijakan fiskal AS, mendorong mereka mengalihkan aset ke instrumen yang lebih aman seperti emas.