Yogyakarta – Bank Indonesia (BI) menilai prospek ekspor Indonesia masih menjanjikan meski ketidakpastian terkait tarif perdagangan global masih membayangi.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter (DKEM) Bank Indonesia, Juli Budi Winantya menuturkan, posisi tarif Indonesia dan mitra dagang utama relatif lebih rendah dibanding negara lain.
Kaitannya dengan tarif ketidapastian masih ada dalam jangka pendek bahwa yang disampaikan terkait Indonesia tarifnya lebih rendah, mitra dagang kita tarifnya juga rendah, Eropa juga lebih rendah, kita yakini ekspornya akan tetap baik,” kata Juli dalam media briefing Bank Indonesia di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025).
Meski demikian, ia mengingatkan masih ada risiko tambahan berupa tarif transhipment yang bisa memengaruhi arus perdagangan.
Selain dari tarif ketidakpastian dari sisi tarif ini semakin jelas cuma masih ada risiko additional tarif transhipment,” ujarnya.
Ruang Penurunan BI Rate
Juli Budi Winantya menyampaikan, Bank Indonesia (BI) masih terus mencermati ruang penurunan suku bunga acuan atau BI rate. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi.
“BI rate pak Gubernur menyampaikan kita terus mencermati ruang penurunan di BI untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi,” kata Juli.
Menurutnya, kebijakan suku bunga harus dijalankan secara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai aspek, terutama inflasi dan stabilitas nilai tukar.