Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hendra Lembong, mengungkapkan pihaknya mencermati dengan serius berbagai tantangan global yang berpotensi memengaruhi perekonomian domestik pada semester kedua 2025.
Ia menyebutkan, isu-isu global, terutama yang berasal dari Amerika Serikat, menjadi perhatian utama industri perbankan nasional. Salah satunya adalah kebijakan tarif yang diberlakukan AS terhadap negara-negara mitranya, termasuk Indonesia.
Mengenai view industri untuk tantangan di semester II. Tentu kita lihat tahun ini mengenai global issue itu banyak sekali. Terutama dari US, kita juga semua lagi menunggu bagaimana mengenai tarif US dengan negara-negara lain maupun dengan spesifik dengan Indonesia, kata Hendra dalam konferensi pers Kinerja BCA Semeseter I-2025, Rabu (30/7/2025).
Menurut Hendra, kebijakan tarif tersebut dapat berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap nasabah BCA yang bergerak di sektor perdagangan internasional. Oleh karena itu, BCA berkomitmen untuk melakukan pemetaan dan kajian mendalam terhadap potensi dampak kebijakan tersebut bagi para pelaku usaha, khususnya di sektor ekspor-impor.
Kita tentunya mempelajari impact dari issue-issue global ini ke nasabah kita, ujarnya.
Hendra mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir dirinya kerap berdialog langsung dengan para nasabah korporasi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, BCA memperoleh gambaran mengenai tantangan aktual yang dihadapi pelaku usaha, sekaligus merancang strategi respons yang tepat.
Belakangan ini saya sering ketemu banyak nasabah-nasabah BCA yang juga melakukan impor dan ekspor. Ini memang kita akan mengamati perkembangan ini dengan seksama, jelasnya.