Jakarta – Bank asal Swiss, UBS dan Pictet mengungkapkan, pihaknya mengalami insiden kebocoran data akibat serangan siber terhadap penyedia layanan di negara itu.
Mengutip laman CNN, Kamis (19/6/2025) UBS memastikan insiden tersebut tidak membahayakan informasi klien, meskipun sebuah laporan mengatakan ribuan data pekerja UBS terpengaruh.
Serangan siber pada pemasok eksternal telah menyebabkan informasi tentang UBS dan beberapa perusahaan lain dicuri. Tidak ada data klien yang terpengaruh, kata UBS.
Begitu UBS mengetahui insiden tersebut, kami mengambil tindakan cepat dan tegas untuk menghindari dampak apa pun pada operasinya,” tutur bank tersebut.
Sementara itu, laporan surat kabar asal Swiss, Le Temps menyebutkan, berkas yang berisi rincian puluhan ribu karyawan UBS (UBS) dicuri dari perusahaan layanan bisnis yang berbasis di Baar, Chain IQ, yang situs webnya mencantumkan KPMG dan Mizuho di antara kliennya.
Cache yang bocor juga mencakup nomor saluran internal langsung ke CEO UBS Sergio Ermotti, demikian laporan Le Temps.
Chain IQ, dalam keterangannya mengatakan mereka dan 19 perusahaan lain menjadi sasaran serangan tersebut, yang mengakibatkan data yang bocor dipublikasikan secara daring di dark net, bagian dari internet yang tidak dapat diakses melalui mesin pencari standar. Langkah-langkah dan tindakan pencegahan segera diambil dan situasi berhasil diatasi.