Jakarta – PT Bank SeaBank Indonesia (SeaBank) mencatat pertumbuhan aset sebesar 16% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau mencapai Rp 37,4 triliun pada kuartal I 2025.
Laba sebelum pajak di kuartal I ini Rp124 miliar, kemudian laba setelah pajak kita di Rp 97 miliar. Jadi kira-kira growth-nya itu 88% untuk kuartal I. Jadi ini cukup lumayan ditunjang oleh pertumbuhan bisnis juga. Jadi pertumbuhan aset kita di kuartal I ini bertumbuh menjadi Rp 37,4 triliun atau tumbuh 16% secara kalau year on year, kata Direktur Utama PT Bank SeaBank Indonesia (SeaBank), Sasmaya Tuhuleley dalam Media Briefing SeaBank Indonesia di Kantor SeaBank, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Baca Juga
-
SeaBank Cetak Laba Bersih Rp 378,8 Miliar di 2024
Sasmaya menjelaskan lonjakan ini didorong oleh peningkatan kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Pada kuartal I-2025 DPK SeaBank tercatat sebesar Rp27 triliun atau tumbuh 10% YoY, dengan komposisi dana murah (CASA) yang meningkat menjadi 66,78%, dibandingkan 64,49% di kuartal I 2024.
Dengan komposisi kasa sekitar 66,78%, ini kalau kita lihat lebih baik secara kasanya dibanding kuartal I tahun lalu yaitu 64,49%, ujarnya.
Sementara itu, penyaluran kredit mencapai Rp25 triliun, tumbuh 36% YoY. Sea Bank mencatat Rasio Loan to Deposit (LDR) masih tergolong rendah, artinya likuiditas tetap terjaga. NPL juga stabil di level 1,57%.
Memang selama ini Loan to Deposit Ratio (LDR) kita masih rendah, likuiditas kita memang masih baik karena secara total DPK kita lebih besar daripada kredit. Jadi dengan pertumbuhan kredit yang lebih besar, sebenarnya kita nggak ada masalah di likuiditas. Dengan rasio NPL juga masih terjaga di angka sekitar 1,57%, jelasnya.