Jakarta – Amerika Serikat (AS) dan China sepakat memangkas tarif secara signifikan terhadap produk satu sama lain selama periode awal 90 hari.
Pemangkasan tarif ini diumumkan melalui pernyataan bersama usai negosiasi marathon selama akhir pekan di Geneva, Swiss. Langkah AS dan China tersebut langsung mengangkat sentimen pasar global yang sempat lesu imbas perang dagang yang berkepanjangan.
BACA JUGA:AS dan China Sepakat Turunkan Tarif, Goldman Sachs Pangkas Peluang Resesi
BACA JUGA:Perang Dagang AS-China Mereda, Sektor Saham Ini Bakal Positif
BACA JUGA:Bursa Saham Eropa Melesat Setelah Perundingan Dagang AS-China
BACA JUGA:Perang Dagang AS-China Reda, Indonesia Diuntungkan atau Rugi?
Baca Juga
-
IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 14 Mei 2025
-
Harga Emas Kembali Berkilau Hari Ini, Aksi Beli hingga Inflasi AS jadi Penopang
-
Pasar Kripto Berpotensi Menguat, Waspadai Rilis Data Ekonomi AS
Dalam riset PT Kiwoom Sekuritas Indonesia menyebutkan, langkah tersebut sebagai de-eskalasi yang krusial dan dipandang sebagai skenario terbaik. Hal ini setelah kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang pasar lantaran menganggu rantai pasok global dan memicu kekhawatiran resesi.
Pasar pun langsung menyikapi positif dengan kompak menghijau. Dow Futures naik lebih dari 2%, S&P Futures menguat hampir 3%, dan Nasdaq futures melejit 3,5% lebih.
Lalu bagaimana dampak terhadap harga komoditas?
Harga emas turun akibat menurunnya permintaan aset lindung nilai. Mengutip CNBC, harga emas spot turun 3% menjadi USD 3.225,28 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup susut 3,5% lebih rendah pada USD 3.228 per ons.
Harga emas tertekan oleh penguatan USD dan rotasi ke aset berisiko seiring mulai dilepasnya aset safe-haven atau lindung nilai, hedging,” ujar Kepala Riset PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata dalam keterangan resmi, Selasa (13/5/2025).
Sementara itu, harga minyak dunia naik sekitar 1,5% dan berakhir ke level tertinggi dalam dua minggu pada Senin, 12 Mei 2025. Harga minyak Brent melonjak USD 1,05 atau 1,6% dan berakhir ke posisi USD 64,96 per barel.
Selain itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 93 sen atau 1,5% dan berakhir USD 61,95. “Kedua harga acuan tersebut mencapai penutupan tertinggi sejak 28 April,” kata Liza.