wmhg.org – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke level terendah dalam delapan bulan pada Kamis (6/2), dipimpin oleh penurunan saham Bank Mandiri setelah laporan keuangan kuartal IV yang mengecewakan.
Sementara itu, nilai tukar baht Thailand tetap melemah setelah inflasi utama negara tersebut meningkat pada Januari.
IHSG turun hingga 2,12%, menyentuh level terendah sejak 26 Juni 2024, dan telah kehilangan hampir 3% sejak awal tahun 2025.
Saham Bank Mandiri (BMRI) merosot 7,69% ke Rp 5.100. Menempati posisi top losers LQ45.
Bank Mandiri, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$31,24 miliar, melaporkan penurunan laba kuartal IV sebesar 14% secara tahunan akibat kenaikan beban bunga dan operasional.
Pertumbuhan simpanan Bank Mandiri mungkin tidak mampu mengimbangi pertumbuhan kredit yang cepat pada 2025, sehingga bank terpaksa menaikkan suku bunga pinjaman untuk memperkuat kondisi likuiditasnya, kata analis Bahana Sekuritas dalam catatan risetnya.
BMRI Chart by TradingView
Selain itu, laporan ekonomi Indonesia yang dirilis Rabu (5/2) menunjukkan konsumsi yang lesu serta perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia pada akhir bulan ini.
Nilai tukar rupiah melemah 0,3% terhadap dolar AS. Di pasar mata uang Asia lainnya, dolar Singapura turun 0,2%, peso Filipina dan rupee India masing-masing turun 0,4% dan 0,1%. Sementara dolar Taiwan tidak mengalami banyak perubahan.
Bursa saham Thailand turun hingga 0,6% setelah data inflasi utama Januari naik, meskipun masih berada dalam target Bank of Thailand untuk bulan kedua berturut-turut.
Baht Thailand tetap tertekan dan mendekati level terendah sejak Oktober 2024.
Di pasar China, yuan onshore melemah 0,2%, yang turut membebani sentimen pasar secara lebih luas.
Pelemahan yuan tampaknya berdampak pada rupiah, peso, dan baht, ujar Jeff Ng, Kepala Strategi Makro Asia di Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
Para pelaku pasar kini mulai mengalihkan fokus dari ketegangan perdagangan yang sempat mengguncang pasar keuangan awal pekan ini setelah tarif impor baru dari Presiden AS Donald Trump dan aksi balasan dari China.