Sistem Bayar Nirsentuh Multi Lane Free Flow Ditargetkan Terpasang Kuartal I-2025

wmhg.org – JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa sistem pembayaran tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di Indonesia diharapkan dapat diterapkan pada kuartal pertama tahun 2025.

Sistem ini, yang memungkinkan kendaraan melintasi gerbang tol tanpa berhenti dan tanpa perlu menggunakan kartu, diharapkan dapat mengurangi kemacetan serta meningkatkan efisiensi transportasi di Indonesia.

“Alhamdulillah, jika kesiapan operator bisa tercapai, kita mohon doanya. Insyaallah (Kuartal I-2025), kita maksimalkan,” ujar Dody dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta Selatan.

Menurut Dody, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan berbagai aturan terkait implementasi MLFF dan melakukan sinkronisasi dengan berbagai pihak terkait.

Sistem MLFF yang berbasis satelit ini dikembangkan oleh PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) yang berharap teknologi ini dapat diterapkan pada kuartal pertama tahun 2025.

Namun, RITS mengungkapkan masih menunggu kepastian dari pemerintah untuk melakukan integrasi dengan berbagai stakeholder lainnya, seperti Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), perbankan, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk mewujudkan ekosistem jalan tol yang lebih efisien.

Direktur Utama RITS, Attila Keszeg, menegaskan bahwa perusahaan sudah siap untuk mengimplementasikan sistem MLFF saat ini juga.

Kami sudah siap mengimplementasikan teknologi dan sistemnya sekarang. Kami berharap bisa segera beroperasi pada kuartal I 2025 untuk melayani masyarakat Indonesia, katanya dalam konferensi pers di Hotel Kempinski pada November 2024.

MLFF diharapkan dapat mengatasi kemacetan yang semakin parah di gerbang-gerbang tol yang merugikan ekonomi Indonesia hingga US$ 300 juta setiap tahunnya.

Berdasarkan data Bank Dunia, pada tahun 2019, kemacetan telah menyebabkan kerugian ekonomi yang mencapai US$ 4 miliar per tahun.

Sistem pembayaran nonstop dan nirsentuh ini tidak hanya akan memangkas waktu tempuh, tetapi juga mengurangi polusi udara dan suara akibat kemacetan, yang pastinya akan berdampak positif bagi lingkungan, ujar Attila.

Proyek MLFF ini juga merupakan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment / FDI) dari Hongaria, dengan total dana yang dialokasikan mencapai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun. Saat ini, sekitar US$ 150 juta dari dana tersebut telah diserap untuk pembangunan infrastruktur dan teknologi.

Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR telah memilih tujuh ruas tol di Jawa, Kalimantan, dan Bali untuk implementasi awal sistem MLFF, yang akan diterapkan secara bertahap.

Ruas tol yang akan diuji coba meliputi Tol Bali-Mandara, Balikpapan-Samarinda, Jagorawi, Jakarta-Cikampek, Soedijatmo, Dalam Kota Jakarta, dan Ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR) 1.

Penerapan sistem MLFF ini dijadwalkan dimulai pada semester II-2024, dengan target implementasi penuh di beberapa ruas tol pada akhir tahun 2024. Dalam masa transisi, sistem Single Lane Free Flow (SLFF) akan digunakan di beberapa ruas tol dengan pembatas jalan.

Direktur RITS, Reinaldi Hutomo, yang akrab disapa Aldi, menjelaskan bahwa proyek ini akan terus mengikuti kontrak yang telah disepakati dengan pemerintah.

Kami berkomitmen untuk segera menyelesaikan pekerjaan utama dalam mengubah sistem pembayaran tol di Indonesia, yang akan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan meningkatkan efisiensi di sektor transportasi, jelasnya.

Sistem MLFF juga telah melalui masa uji coba pertama pada 12 Desember 2023 di Jalan Tol Mandara Bali. Rencana penerapan sistem ini diharapkan dapat mendukung mobilitas yang lebih lancar dan meminimalkan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kemacetan.