wmhg.org – JAKARTA. Gabungan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (Gabel) menuturkan bahwa penutupan pabrik produsen peralatan listrik PT Sanken Indonesia merupakan imbas dari penurunan kinerja industri.
Wakil Ketua Umum Gabel Dharma Surjaputra menuturkan bahwa penutupan pabrik Sanken merupakan dampak penurunan yang terjadi di industri.
Secara overall, intinya terjadi penurunan industri, premanisme luar biasa, lalu barang jadi import masuknya dipermudah melalui Permendag 8, ucapnya saat dihubungi oleh Kontan, Kamis (20/2).
Baca Juga: Sanken yang akan Hentikan Operasi, Kemenperin: Bukan Produsen Peralatan Rumah Tangga
Ia melanjutkan, kesulitan dan tantangan yang dihadapi tidak hanya itu saja tetapi produsen juga sulit mengurus izin impor karena sangat panjang, berbelit dan memakan waktu lama. Sementara itu, importir jauh lebih mudah dengan melempar barang yang sudah jadi.
Ia berharap seharusnya, produsen dalam negeri dipermudah untuk beroperasi dan Pemerintah menerapkan aturan lebih ketat dan sulit kepada importir.
Seharusnya produsen dipermudah, tidak banyak izin ini itu. Seharusnya importir dipersulit, ucapnya.
Asal tahu saja, produsen peralatan listrik PT Sanken Indonesia dikabarkan segera menutup lini produksinya di Indonesia pada Juni 2025. Hal ini dikarenakan rencana peralihan bisnis yang dilakukan perusahaan pusatnya di Jepang.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ronggolawe Sahuri mengatakan, pabrik Sanken Indonesia di Cikarang yang tutup merupakan industri peralatan listrik, bukan perusahaan elektronik dan peralatan rumah tangga.
“Produknya adalah SMPS [switch mode power supply], transformer. Produk yang dihasilkan diekspor sebesar 40%, sisanya dijual di dalam negeri,” ujar Ronggo.