wmhg.org – JAKARTA. Prioritas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk proyek hiliriasi di sektor fosil seperti gasifikasi batubara menjadi bentuk dimetil eter (DME) sebagai substitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG), pembangunan kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel di Sumatera hingga hilirisasi mineral lainnya seperti nikel, tembaga dan bauksit dinilai akan memiliki efek samping.
Menurut Kepala Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), Fajri Fadhillah prioritas Danantara untuk membiayai proyek bahan bakar fosil membuat upaya untuk Indonesia mencapai target net zero emission tahun 2060 akan semakin sulit tercapai.
Alasannya sederhana, karena insentif malah lebih banyak untuk proyek dengan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang tinggi dibandingkan untuk energi terbarukan, ungkapnya, Minggu (23/03).