wmhg.org – JAKARTA. Harga minyak dunia anjlok ke titik terendah dalam empat tahun terakhir dan diperdagangkan di bawah US$ 60 per barel pada Rabu (9/4).
Penurunan tajam ini turut memengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi di dalam negeri, yang pada April ini mengalami penyesuaian ke bawah di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Harga minyak mentah Brent tercatat sempat turun di bawah US$ 60 per barel, level terendah sejak 2021. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global dan ketidakstabilan geopolitik, khususnya di kawasan Timur Tengah.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan, penurunan harga minyak saat ini dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti menurunnya permintaan akibat perlambatan ekonomi global, serta faktor non-fundamental seperti ketegangan geopolitik.
“Kita perlu melihat apakah penurunan ini akan berlanjut atau kembali naik,” ujar Saleh kepada Kontan, Kamis (10/4).
Seiring tren tersebut, harga BBM non-subsidi di dalam negeri pun terkoreksi. Penyesuaian ini tercermin pada harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo yang kompak menurunkan tarifnya mulai awal April 2025.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penyesuaian harga pada awal bulan ini.
Memang ada penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Untuk Mei, penyesuaian akan dilakukan awal bulan, sambil terus memantau harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah, ujar Heppy kepada Kontan, Kamis (10/4).
CEO PT Aneka Petroindo Raya (BP AKR) Vanda Laura mengungkapkan, pihaknya mengikuti regulasi pemerintah terkait penetapan harga BBM.
Penyesuaian harga mengacu pada evaluasi berkala dari Kementerian ESDM, khususnya Direktorat Jenderal Migas, ujarnya kepada Kontan, Kamis (10/4).
Ekonom energi dari Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti menilai, secara keekonomian, harga BBM idealnya turun sekitar 3–5% dari bulan lalu.
“Jika melihat tren saat ini, harga Pertamax idealnya berada di kisaran Rp12.300–12.500 per liter,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (10/4).
Adapun saat ini, harga Pertamax (RON 92) resmi turun menjadi Rp12.500 per liter, dari sebelumnya Rp12.900. Pertamax Green (RON 95) turun menjadi Rp13.250, dan Pertamax Turbo (RON 98) menjadi Rp13.500 per liter. Harga BBM bersubsidi seperti Pertalite (RON 90) dan Solar tetap masing-masing di Rp10.000 dan Rp6.800 per liter.
Di sisi lain, Vivo bahkan dua kali menurunkan harga Revvo 90 dalam bulan ini, dari Rp12.800 menjadi Rp12.700 per liter. Revvo 92 turun menjadi Rp12.920 dari sebelumnya Rp13.950, sementara Revvo 95 dibanderol Rp13.370 per liter.
Shell juga mengikuti tren penurunan, dengan harga Shell Super menjadi Rp12.920 per liter dan Shell V-Power turun ke Rp13.370. Produk premium lainnya seperti Shell V-Power Diesel dan Nitro+ ikut terkoreksi menjadi masing-masing Rp14.060 dan Rp13.550 per liter.
SPBU BP pun menurunkan harga BBM-nya: BP Ultimate kini dijual Rp13.370 per liter, BP 92 menjadi Rp12.800, dan BP Ultimate Diesel turun ke Rp14.060 per liter.