wmhg.org – JAKARTA. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) tetap agresif menjaga kinerja di tengah berbagai tantangan industri, mulai dari tekanan biaya energi hingga potensi banjir produk impor dari negara pesaing.
Chief Financial Officer Arwana, Rudy Sujanto mengatakan, perusahaan menyiapkan sejumlah strategi agar tetap kompetitif. Fokusnya ada pada efisiensi operasional, penguatan distribusi, dan perluasan kapasitas produksi.
“Kami menjaga agar margin tetap sehat meskipun ada tekanan dari sisi biaya. Strategi kami tetap fokus pada efisiensi dan menjaga posisi keuangan yang kuat,” kata Rudy.
ARNA mencatat laba bersih sebesar Rp327,4 miliar tahun lalu, dengan margin laba bersih 14,8%, masih di atas rata-rata industri meski sedikit menurun dari tahun sebelumnya. Volume penjualan keramik pun tetap tinggi di angka 66,8 juta meter persegi.
Tahun ini, Arwana bersiap ekspansi lewat pembangunan fasilitas baru di Pabrik Plant 5 Mojokerto dan pengembangan Pabrik Plant 4F di Ogan Ilir. Langkah ini didukung struktur keuangan yang solid, dengan posisi kas lebih dari Rp350 miliar dan hampir tanpa utang.
“Kami juga terus mendorong pertumbuhan segmen produk premium seperti UNO, serta menjaga pasar utama kami di kawasan ASEAN,” tambah Rudy.
Namun di saat bersamaan, Arwana juga bersiap menghadapi potensi lonjakan produk impor sebagai imbas dari perang dagang global. Rudy menyebut, negara seperti India dan Vietnam yang dulunya mengekspor keramik ke AS kini mencari pasar alternatif karena hambatan tarif Trump.
“Sekarang harga keramik dari India maupun Vietnam jadi mahal karena kebijakan tarif. Mereka bisa saja mengalihkan tujuan ekspor ke negara seperti Indonesia,” ujarnya.
Meski begitu, Rudy yakin pelaku industri lokal masih bisa bersaing, terutama jika bisa menjaga harga tetap kompetitif. Arwana juga mengandalkan perlindungan non-tarif seperti Sistem Monitoring Barang Beredar dan/atau Jasa (SMP) untuk membatasi volume impor secara selektif.
“Salah satu senjata kita adalah SMP. Kita nggak bisa pakai safeguard ke Vietnam karena mereka bagian dari ASEAN,” jelasnya.
Dengan kombinasi strategi ekspansi dan efisiensi, serta pemanfaatan regulasi, Arwana optimistis bisa menjaga posisinya sebagai pemain utama di industri keramik nasional.