Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan nasional mengalami penurunan pada Maret 2025, dengan jumlah penduduk miskin sebesar 23,85 juta orang atau 8,47 persen dari total populasi. Angka ini turun 0,1 persen poin dibandingkan September 2024.
Namun data BPS menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di perkotaan justru mengalami peningkatan dari sebelumnya. Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin di kota mencapai 6,73 persen, meningkat 0,07 persen poin dibandingkan periode sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono, mengatakan sementara di pedesaan, angka kemiskinan menurun menjadi 11,03 persen, turun 0,31 persen poin dari September 2024.
Jadi, desa lebih banyak yang miskinnya jika dibandingkan dengan perkotaan terhadap tadi total penduduk masing-masing wilayahnya. Nah, persentase kemiskinan di pedesaan pada Maret 2025 yang tadi 11,03 persen mengalami penurunan 0,31 persen poin jika dibandingkan dengan September 2024, kata Ateng dalam konferensi pers Profil Kemiskinan di Indonesia Kondisi Maret 2025, Jumat (25/7/2025).
Kondisi ini menandakan bahwa beban kemiskinan di wilayah kota semakin berat. Meskipun jumlah penduduk miskin di desa masih lebih tinggi, namun arah perbaikannya jelas terlihat.
Sebaliknya, kota mengalami lonjakan kecil yang menunjukkan bahwa segmen rentan di perkotaan kembali terdorong ke bawah garis kemiskinan.
Penduduk miskin di kota meningkat sekitar 0,07 persen poin Maret 2025 dibandingkan dengan September 2024 yang lalu. Nah, selain tadi kemiskinan baik kota dan desa, juga salah satu indikator yang penting diperhatikan adalah indeks kedalaman dan indeks keparahan, ujarnya.