Jakarta Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan bahwa Indonesia telah menyiapkan strategi jangka panjang untuk menghadapi gejolak ekonomi global, termasuk kebijakan tarif impor yang digulirkan kembali oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Dalam forum Seminar PEFINDO dan S&P Global Ratings, Suahasil menyoroti pentingnya pendekatan diplomatik dan reformasi struktural sebagai tameng utama dalam menghadapi tekanan eksternal.
“Kita tidak berpikir tentang pembalasan, kita berpikir tentang bagaimana kita dapat menghubungkan situasi global ini dan memperkenalkannya dalam reformasi struktural kita,” ujar Suahasil, Rabu (7/5/2025).
Pernyataan ini merespons wacana kebijakan perdagangan proteksionis yang kembali mencuat di Amerika Serikat, terutama terkait potensi kenaikan tarif impor terhadap sejumlah negara mitra dagang.
Perkuat Ketahanan Ekonomi
Wamenkeu menegaskan bahwa Indonesia tidak akan terjebak dalam respons jangka pendek, melainkan memperkuat ketahanan ekonomi domestik melalui konsumsi dan pertumbuhan PDB yang stabil.
“Konsumsi adalah dasar kita. Pertumbuhan PDB yang secara konsisten sekitar 5% atau lebih, serta reformasi struktural yang berkelanjutan menjadi senjata utama kita,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa pembangunan ekonomi nasional harus berorientasi pada visi jangka menengah dan panjang. Langkah ini dinilai lebih efektif dalam menciptakan daya tahan terhadap tekanan kebijakan global yang cenderung proteksionis.
Dengan mengedepankan diplomasi ekonomi dan penguatan struktur dalam negeri, pemerintah Indonesia menunjukkan kesiapan dalam menghadapi potensi dampak dari kebijakan dagang unilateral seperti yang diusung Trump.