Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bakal memanfaatkan utang dalam negeri untuk menutup defisit anggaran di 2026. Adapun dalam RAPBN 2026, pemerintah masih akan mencatat defisit Rp 638,8 triliun, atau 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Defisit Anggaran ini karena belanja pemerintah Rp 3.786,5 triliun di tahun depan masih lebih besar dibanding target pendapatan negara sebesar Rp 3.147,7 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, angka defisit 2,48 persen dalam RAPBN 2026 turun dibandingkan outlook 2025 sebesar 2,78 persen. Ia pun berkomitmen untuk terus menjaga agar defisit itu dikelola dengan hati-hati.
Dan kita akan menggunakan terutama sumber utang dalam negeri untuk menjaga keamanannya, imbuh Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN 2026 dan Nota Keuangan 2026, dikutip Sabtu (16/8/2025).
Di sisi lain, berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2026, pembiayaan utang untuk kebutuhan anggaran tahun depan ditargetkan mencapai Rp 781,9 triliun. Naik 9,28 persen dibandingkan outlook pembiayaan utang APBN 2025.
Kendati begitu, Sri Mulyani menyebut rasio utang tidak mengalami perubahan dalam 3 tahun terakhir. Rasio utang masih di 39,96 persen, ujar dia.