Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali buka suara soal ketertarikan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap komoditas mineral kritis milik Indonesia semisal tembaga.
Adapun permintaan itu jadi salah satu poin kesepakatan antara Indonesia-AS dalam proses negosiasi tarif resiprokal. Bahlil mengatakan, kedua kubu saat ini masih dalam proses pembicaraan.
Ya masih omon-omon, lobi-lobi, kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Menurut dia, permintaan Trump tersebut bakal mengikuti ketentuan program hilirisasi yang telah ditetapkan Pemerintah RI. Sehingga, Indonesia bukan akan ekspor tembaga dan komoditas mineral kritis lain dalam bentuk bahan mentah, melainkan produk olahan turunannya.
Alhasil, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah tidak akan pilih kasih dalam melakukan ekspor sumber daya mineral miliknya ke setiap negara.
Hilirisasi ini diberikan kesempatan kepada semua negara. Equal treatment untuk diberikan kesempatan. Mau China, mau Jepang, mau Amerika, mau Eropa, semuanya sama, kata Bahlil.
Kita akan mengurus mereka, kita akan berikan kesempatan yang sama. Jadi enggak ada perlakuan khusus, Bahlil menegaskan.