Jakarta – Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM INDEF, Izzudin Al Farras, mengungkapkan bahwa pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Dalam kajian yang dilakukan tahun lalu, INDEF membandingkan implementasi program sejenis di India, Nigeria, dan Brasil. Ketiga negara dipilih karena memiliki karakteristik geografis dan jumlah penduduk yang mirip dengan Indonesia. Menurut Farras, Indonesia sebenarnya dapat mengambil banyak pembelajaran dari negara-negara tersebut.
Studi kami tahun lalu, itu adalah perbandingan implementasi program free school meal, atau di Indonesia makan bergizir gratis, di Indonesia dibandingkan dengan di India, Nigeria dan Brazil, kata Izzudin dalam Diskusi Publik INDEF: Menakar RAPBN 2026, Kamis (4/9/2025).
Namun, dalam pelaksanaan MBG selama delapan bulan terakhir, Indonesia justru lebih banyak mengadopsi skema India. Sistem dapur umum yang dipusatkan di sekitar sekolah dianggap tidak efektif ketika diterapkan di Indonesia.
Pelaksanaan program MBG di Indonesia ini lebih banyak mengadopsi atau mengadaptasi skema di India dengan membuat atau menyiapkan dapur umum, begitu di sekitar sekolah. Nah itu tentu sebuah model yang barangkali cocok di India, tapi ternyata dalam 8 bulan terakhir model tersebut tidak cocok dilaksanakan di Indonesia, jelasnya.
Hal ini terbukti dari berbagai permasalahan yang muncul, mulai dari kasus keracunan hingga tata kelola yang buruk. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa meski India menjadi inspirasi awal, tidak semua kebijakan bisa ditiru secara mentah.
Menurut Izzudin, Indonesia memerlukan adaptasi model yang sesuai dengan kondisi lokal agar program benar-benar berdampak positif.