Jakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus memperkuat pondasi bisnis infrastruktur digitalnya. Melalui anak usaha PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), perusahaan menandatangani Kesepakatan Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) yang menjadi langkah strategis menuju pembentukan strategic holding di bidang infrastruktur konektivitas nasional.
Langkah ini menandai babak baru perjalanan Telkom untuk mendorong efisiensi, optimalisasi aset, serta memperluas potensi kemitraan strategis. Dalam inisiatif tersebut, sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity Telkom akan dialihkan kepada TIF dengan nilai transaksi mencapai Rp35,8 triliun.
BACA JUGA:Telkom Perluas Ekosistem AI Nasional lewat Peluncuran AI Campus di UMY, Gandeng Startup dan Komunitas Teknologi
Setelah proses ini rampung, TIF akan mengelola lebih dari 50% total aset jaringan fiber Telkom, mencakup segmen access, aggregation, backbone, hingga infrastruktur pendukung lainnya. Meskipun Telkom masih memiliki lebih dari 99,9% saham TIF, anak usaha tersebut akan beroperasi secara netral dan independen, melayani baik pelanggan eksternal maupun internal TelkomGroup.
Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung pemerataan konektivitas digital nasional.
“Keberadaan TIF tidak hanya memperkuat posisi TelkomGroup sebagai penyedia infrastruktur digital utama di Indonesia, namun sekaligus memungkinkan kami menghadirkan layanan generasi terbaru yang lebih kompetitif serta memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan,” ujar Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Adaptif terhadap Tren Global
Dian menjelaskan, langkah pemisahan ini sejalan dengan transformasi besar di industri telekomunikasi dunia. Sejumlah operator global seperti Telstra (Australia), Telecom Italia (TIM), Telefonica, O2, dan CETIN (Republik Ceko), sukses mengadopsi model bisnis serupa untuk meningkatkan efisiensi dan valuasi perusahaan.
“Langkah strategis yang sejalan dengan tren global ini diharapkan dapat memungkinkan TIF untuk menghadirkan struktur bisnis yang lebih fokus, transparan, dan kompetitif, yang pada gilirannya akan memperkuat daya saing bisnis di pasar global serta menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan,” tambah Dian.
TIF Luncurkan Identitas Baru: InfraNexia
Sebagai bagian dari transformasi tersebut, TIF kini hadir dengan identitas baru, “InfraNexia”, yang berarti koneksi infrastruktur Indonesia. Nama ini mencerminkan semangat perusahaan untuk menjadi tulang punggung konektivitas digital Tanah Air.
“Pemisahan ini menjadi momentum bagi TIF untuk beroperasi secara lebih fokus dan efisien dalam mengelola infrastruktur jaringan. Kami berkomitmen untuk memperluas cakupan infrastruktur dan mendorong inovasi berkelanjutan sehingga dapat menghadirkan layanan wholesale connectivity yang andal, transparan, dan kompetitif,” ujar Direktur Utama PT Telkom Infrastruktur Indonesia, I Ketut Budi Utama.
InfraNexia akan mengelola berbagai produk Wholesale Fiber Connectivity, seperti Metro-E, SL-WDM, Global Link, IP Transit, Passive Access, VULA, dan Bitstream. Tak hanya itu, layanan white label FTTX juga akan dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan wholesale di seluruh Indonesia.
“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran TIF mampu memberikan nilai tambah yang nyata, tidak hanya bagi pelanggan wholesale, tetapi juga bagi ekosistem digital nasional secara keseluruhan,” tutup Ketut.
Langkah Menuju Konektivitas Digital Merata
Pasca penandatanganan CSA, TelkomGroup akan segera memulai proses pemisahan sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity secara transparan dan sesuai regulasi. Proses ini akan mengacu pada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta melibatkan mitra profesional seperti BNI Sekuritas sebagai penasihat keuangan dan Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro (ABNR) sebagai penasihat hukum.
Langkah strategis ini diharapkan menjadi fondasi penting bagi TelkomGroup untuk memperkuat bisnis digital nasional sekaligus menghadirkan konektivitas yang merata, inklusif, dan berdaya saing global.
Foto PilihanPerizinan Dibekukan, Tambang Galian C Parung Panjang Sepi Total




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5382999/original/069219700_1760612391-3.jpg)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5385804/original/031841300_1760945182-738c44a1-aac7-471b-8823-a58bdb211555.jpeg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/3532289/original/028365400_1628161488-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5390135/original/035434000_1761231817-AP25293020409105__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5383000/original/098357600_1760612392-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5382035/original/080562400_1760525876-Menteri_Keuangan__Menkeu__Purbaya_Yudhi_Sadewa-2.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5392470/original/051525600_1761463427-AEC_meeting-2.jpg)