Jakarta Di balik ambisi besar pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota berkelanjutan dan netral karbon, terdapat salah satu teknologi kunci yang menjadi tulang punggung sistem kelistrikan yaitu Gas Insulated Switchgear (GIS).
Teknologi ini berperan penting dalam menyalurkan energi terbarukan sebesar 10 Megawatt secara efisien dan stabil ke pusat pemerintahan baru Indonesia.GIS merupakan sistem pemutus sirkuit bertegangan tinggi yang dikemas dalam ruang tertutup berisi gas isolasi. Berbeda dari sistem konvensional, GIS memiliki desain kompak dan daya tahan tinggi, sehingga cocok untuk lingkungan urban seperti IKN.
Selain itu, sistem ini dirancang untuk otomatisasi dan digitalisasi—menjamin efisiensi dan pengendalian dalam proses distribusi energi. Teknologi GIS yang digunakan di IKN merupakan bagian dari kerja sama antara PT PLN (Persero) dan Hitachi Energy.
Terpasang di gardu induk utama, GIS tidak hanya menjaga kestabilan tegangan, tetapi juga melindungi jaringan dari gangguan listrik. Secara otomatis GIS dapat mentransfer 120 MVA, cukup untuk menyuplai listrik ke kawasan administratif IKN dan sekitarnya.
Teknologi ini menjadi bagian dari sistem kelistrikan hybrid energi surya, langkah awal menuju transisi energi dimana Pemerintah menargetkan 80% kebutuhan listriknya berasal dari EBT pada tahun 2045.
Sistem hybrid tenaga surya ini mirip dengan proyek-proyek Hitachi Energy sebelumnya di Pulau Semau (NTT), Selayar (Sulawesi Selatan), dan Nusa Penida (Bali), yang sempat dipresentasikan saat KTT G20 tahun 2022.
“Pada Maret 2024, tahap pertama sinkronisasi antara pembangkit listrik tenaga surya dan jaringan transmisi berhasil dilakukan sesuai jadwal. Energi disalurkan melalui total 12 feeder,” ungkap Business Unit Manager, Grid Integration, Hitachi Energy Indonesia Andy Kostiono, Selasa (6/5/2025).