Jakarta Pengenaan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, untuk negara mitra dagangnya termasuk Indonesia mulai berlaku per 7 Agustus 2025. CNN menyebut, kenaikan tarif yang dipatok di atas 17% menjadi tarif tertinggi sejak krisis ekonomi dunia, Great Depression pada 1929-1939.
Atas pengenaan tarif tersebut, pemerintah Indonesia sendiri masih terus coba bernegosiasi agar tarif Trump untuk beberapa komoditas untuk bisa mencapai 0 persen.
Jadi kita kan ini masih proses negosiasi. Kita kan pingin ada komoditas yang tidak diproduksi oleh Amerika itu untuk mendapatkan 0 (persen tarif Trump), ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis kemarin.
Mendag menargetkan, kesepakatan tarif untuk beberapa komoditas tersebut bisa diselesaikan sebelum 1 September 2025. Meskipun Trump bakal memberlakukan tarif impor 19 persen mulai 7 Agustus, namun ia meyakini masih ada ruang negosiasi lebih lanjut dengan Washington DC.
Ia lantas mengacu pada pemberlakuan tarif awal kepada Indonesia sebesar 32 persen per 2 April 2025. Namun, Trump kemudian mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari sejak diumumkan, yang berarti mulai berlaku pada 9 Juli lalu.
Negosiasi Panjang
Setelah melewati proses negosiasi panjang, akhirnya Indonesia resmi mendapat pengurangan tarif menjadi 19 persen. Dengan permintaan lain, sejumlah barang impor dari AS ke Indonesia akan dipatok tarif 0 persen. Kendati begitu, Indonesia diklaim masih terus melobi Negeri Paman Sam.
Nah sekarang resiprokal diberlakukan tanggal 7 (Agustus). Sambil kita berunding lagi, karena memang dikasih kesempatan untuk berunding, kata Mendag.
Mudah-mudahan sebelum 1 September (2025) sudah selesai, kan masih banyak yang akan kita usahakan untuk lebih bagus, dia menambahkan.
Hanya saja, Mendag belum mau membeberkan apa saja komoditas yang coba ditawarkan Indonesia agar bisa mendapat tarif resiprokal AS 0 persen. Nanti aja itu, ya kan lagi negosiasi, jangan diomongin, pungkasnya.