Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memanfaatkan Bendungan Sermo di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencapai program swasembada pangan. Proses perawatan terus dilakukan untuk bendungan yang dibangun pada 1994-1996 tersebut.Â
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, Bendungan Sermo merupakan salah satu bukti nyata bagaimana infrastruktur yang terawat dengan baik mampu menjadi tulang punggung ketahanan pangan, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.Â
Bendungan ini sebenarnya salah satu bendungan yang tidak memiliki saluran irigasi. Jadi irigasinya memanfaatkan sungai-sungai yang ada dan kita kendalikan dengan bendungan. Ini juga bagus bagaimana kita mengoptimalkan sumber daya air yang ada, yakni sungai untuk irigasi, jelas dia, Selasa (12/8/2025).
Pemanfaatan Bendungan Sermo telah memberikan manfaat untuk meningkatkan pola tanam petani dari sebelumnya 215 persen menjadi 273 persen. Sehingga produksi padi di wilayah layanan mencapai 49.087 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 41.723 ton gabah kering giling (GKG) setiap tahunnya, dengan produktivitas rata-rata 6,04 ton per hektare.Â
Bendungan ini memiliki luas daerah pengaliran sungai (DPS) 21,3 km² dengan luas genangan 1,57 km², dan volume efektif 20,905 juta m³, dengan layanan irigasi seluas 3.150 hektare yang tersebar di Kecamatan Kalibawang, Kokap, dan Nanggulan.
Air dari Bendungan Sermo dialirkan melalui Bendung Pengasih menuju Sungai Pengasih Timur (821 ha), Pengasih Barat (1.206 ha), dan Bendung Peklik Jamal (1.067 ha). Saluran primer sepanjang 26,34 km dan saluran sekunder sepanjang 118,81 km memastikan distribusi air berjalan lancar hingga ke lahan pertanian.