Jakarta Kekuatan sebuah negara tidak hanya diukur dari luas wilayahnya atau jumlah penduduknya, tetapi juga dari kemandirian industrinya, khususnya industri baja yang produknya dipakai dalam aktivitas kita sehari-hari maupun sebagai fondasi dari segala pembangunan fisik.
Hal tersebut diiungkapkan Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan saat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Group menerima Kunjungan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) dari Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas).
Kami bangga dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan SSDN. Ini adalah sinergi dan kolaborasi yang baik dalam pengembangan pertahanan negara. Karena dengan industri strategis yang kuat, kita akan memiliki pertahanan negara yang hebat,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (1/5/2025).
Maka tidak bisa dibayangkan berdirinya gedung pencakar langit, jembatan penghubung antar wilayah, jalur transportasi, pelabuhan, hingga sarana pertahanan, tanpa kontribusi dari industri ini. Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa industri baja adalah urat nadi pembangunan nasional.
“Dengan adanya kunjungan SSDN dari Lemhannas, sebagai mitra strategis yang tidak hanya berfokus pada aspek pertahanan, tetapi juga pada penguatan karakter kebangsaan, wawasan kebijakan strategis, dan arah pembangunan jangka panjang yang berlandaskan pada ketahanan nasional secara menyeluruh baik dalam aspekekonomi, sosial, maupun sumber daya, maka melalui dialog, pertukaran wawasan, dan kerja sama lintas sektor seperti yang terwujud hari ini, kami percaya bahwa industri baja nasional dapat tumbuh secara berkelanjutan, mandiri, dan mampu menjawab tantangan zaman,” tambah Akbar Djohan.
Akbar Djohan menyampaikan bahwa Krakatau Steel Group, senantiasa berkomitmen dalam menyediakan infrastruktur pendukung industri baja yang modern, efisien, dan berdaya saing tinggi. Kami percaya, peran kami bukan sekadar sebagai penyedia layanan, melainkan sebagai penggerak pertumbuhan industri yang berkelanjutan.
“Kami siap untuk terus membangun sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Lemhannas, dalam merumuskan strategi-strategi pembangunan nasional yang inklusif dan berorientasi masa depan. Kami juga berharap pertemuan ini menjadi titik awal dari kolaborasi-kolaborasi baru yang lebih luas dan lebih berdampak,” pungkas Akbar Djohan.