Jakarta Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga menjadi momentum baru bagi pasar keuangan global.
Di Amerika Serikat, keputusan memangkas suku bunga 25 bps ke kisaran 4,00–4,25% diambil karena tanda perlambatan ekonomi dan risiko pasar tenaga kerja yang meningkat.
Dampaknya, imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat turun, membuat investor global kembali mencari aset dengan imbal hasil lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Data terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya arus masuk portofolio asing ke Surat Berharga Negara (SBN) pada kuartal III 2025. Fenomena ini menjadi indikasi membaiknya kepercayaan investor terhadap stabilitas perekonomian domestik.
Arus masuk portofolio ke SBN juga kembali terlihat pada triwulan III, menandakan kepercayaan investor mulai membaik, kata Josua kepada dikutip Sabtu (20/9/2025).
Kembalinya modal asing ke SBN dipandang penting karena memperkuat cadangan devisa, mendukung stabilitas rupiah, dan memberi ruang tambahan bagi Bank Indonesia dalam menjaga kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
Di pasar keuangan domestik, pelonggaran BI sudah terlihat pada turunnya suku bunga pasar uang dan imbal hasil SBN. BI mencatat suku bunga acuan pasar uang turun lebih dari satu poin pada tahun ini, imbal hasil SBN tenor 2 tahun turun hampir dua poin sejak awal tahun, dan rupiah relatif stabil didukung intervensi terukur serta kewajiban konversi devisa hasil ekspor, jelasnya.