Jakarta – Setiap tahun, lebih dari 100 ribu wisatawan internasional, termasuk hampir 10 ribu warga Australia, berkunjung ke Antartika untuk menikmati pemandangan menakjubkan dan satwa liar yang unik.
Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Journal of Sustainable Tourism mengungkapkan besarnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari perjalanan menuju benua es tersebut.
Kombinasi penerbangan jarak jauh dan perjalanan panjang dengan kapal pesiar membuat Antartika menjadi salah satu destinasi wisata paling boros energi,” tulis laporan tersebut, dilansir dari ABC Net Australia News pada Senin, (1/9/2025).
Untuk menuju lokasi, wisatawan biasanya terbang dari Amerika Serikat, Eropa, Asia, atau Australia, lalu melanjutkan perjalanan dengan kapal pesiar yang bisa berlangsung berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Tim peneliti memperkirakan jejak karbon para wisatawan dengan menggunakan data satelit, spesifikasi mesin kapal, dan catatan emisi pesawat.
Hasilnya, perjalanan selama musim turis 2022–2023 menghasilkan total 674.696 ton emisi karbon dioksida ekuivalen (CO2-eq). Rata-rata, setiap wisatawan menyumbang 6,41 ton emisi, terdiri dari 2,26 ton dari penerbangan dan 4,15 ton dari kapal pesiar.
Sebagai perbandingan, laporan menyatakan rata-rata warga Eropa membutuhkan waktu setahun penuh untuk menghasilkan tingkat emisi serupa.
“Jejak karbon besar dari pariwisata Antartika menjadi tantangan di tengah krisis iklim global,” bunyi laporan tersebut.