Jakarta – Rasio utang Indonesia dinilai termasuk yang terendah di antara negara-negara anggota G20. Hal ini disebutkan menjadi indikator stabilitas ekonomi.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Rasio utang Pemerintah Indonesia disbanding negara G20 termasuk yang terendah,” kata Sri Mulyani, seperti dikutip dari Antara, Jumat (4/7/2025).
Sri Mulyani menilai, hal itu menjadi indikator kuat stabilitas ekonomi nasional yang terjaga di tengah dinamika global.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 30,6 persen.
Ia mengatakan stabilitas ekonomi saat ini ditopang oleh koordinasi erat antara kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah bersama Bank Indonesia. Hal ini juga tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang solid dengan tingkat inflasi yang terkendali.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai 4,87 persen (year-on-year/yoy), meskipun secara triwulanan mengalami kontraksi sebesar 0,98 persen (quarter-to-quarter/qtq). Capaian pertumbuhan ini diklaim termasuk yang tertinggi di antara negara-negara G20.
Sementara itu, inflasi Indonesia juga tergolong rendah. Pada Juni 2025, inflasi tercatat sebesar 0,19 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan inflasi tahunan mencapai 1,87 persen (yoy).
“Inflasi kita juga termasuk yang terendah di antara ASEAN dan G20, dan cadangan devisa kita menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Maret yang lalu,” kata Sri Mulyani.
Sebagai refleksi delapan bulan awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Sri Mulyani menuturkan kebijakan fiskal difokuskan pada efisiensi dan penguatan program prioritas.