Jakarta – Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2026 akan diarahkan fokus pada pembiayaan program prioritas pemerintah dengan menjaga defisit fiskal.
Demikian arahan Prabowo Subianto yang disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, di Istana Kepresidenan seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/7/2025).
Belanja difokuskan kepada program-program penting, kemudian defisit harus dijaga pada level yang baik,” ujar Sri Mulyani usai melapor kepada Presiden terkait finalisasi nota keuangan dan RAPBN yang akan disampaikan ke DPR pada 15 Agustus 2025
Sri Mulyani menuturkan, sejumlah program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Koperasi Desa Merah Putih, Cek Kesehatan Gratis, perbaikan sekolah dan madrasah, serta pembangunan infrastruktur dan ketahanan pangan menjadi inti pembahasan bersama Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah juga akan memperkuat belanja pada sektor-sektor strategis, termasuk pendidikan dasar dan menengah, digitalisasi sekolah, hingga pengembangan riset dan inovasi.
Prabowo menambahkan, defisit akan dijaga dalam batas yang sehat maksimal tiga persen, agar tetap memberi dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan menjaga kepercayaan pasar.
Presiden Prabowo juga memberikan arahan agar APBN tidak menjadi satu-satunya penopang pertumbuhan ekonomi.
Seiring hal itu, Menkeu Sri Mulyani mendorong reformasi regulasi agar diperkuat, sehingga mempermudah investasi, perdagangan, dan memperluas peran lembaga, seperti Danantara, dalam tata kelola aset negara.
Sri Mulyani meminta publik menantikan pidato kenegaraan Presiden pada 15 Agustus mendatang, yang akan menjadi momentum penting dalam menyampaikan arah kebijakan fiskal dan prioritas pembangunan nasional 2026.