Jakarta – Rupiah ditutup menguat 52 poin terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Nilai tukar Rupiah sempat menguat 55 poin di level 16.195 dari penutupan sebelumnya di level 16.246.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.140 – Rp16.200,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Rupiah menguat terhadap dolar AS setelah risiko geopolitik berkurang tajam setelah berita tentang kemungkinan gencatan senjata selama 60 hari dalam serangan Israel ke Gaza tersebar. Hal ini bersama dengan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Iran yang masih berlangsung.
Ibrahim melihat, fokus pasar kini berada pada data Nonfarm Payrolls (NFP) yang dirilis sehari lebih awal dari biasanya karena hari libur kemerdekaan Amerika Serikat. Data NFP merupakan indikator utama untuk jalur kebijakan suku bunga The Fed selanjutnya.
Sejumlah ekonom kini memperkirakan ekonomi AS akan menambah sekitar 110.000 pekerjaan pada Juni 2025, turun dari peningkatan sebesar 139.000 yang terlihat pada Mei.
Pembacaan tersebut muncul di tengah meningkatnya spekulasi atas pemotongan suku bunga oleh The Federal Reserve (the Fed), dengan tanda-tanda pendinginan yang sangat besar di pasar tenaga kerja diharapkan akan memacu pelonggaran lebih lanjut.
Selain itu, fokus juga tertuju pada pengesahan RUU pajak dan belanja yang kontroversial melalui Kongres. DPR terakhir terlihat mempertimbangkan RUU tersebut untuk pemungutan suara, yang menurut Trump dapat dilakukan di kemudian hari,” kata Ibrahim.
Kekhawatiran seputar RUU tersebut sebagian besar terkait dengan dampak potensialnya terhadap utang pemerintah AS dan kesehatan fiskal. Kekhawatiran akan peningkatan utang yang cepat telah memicu aksi jual obligasi pemerintah AS, yang menekan dolar dalam beberapa minggu terakhir,” paparnya.