Jakarta – Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid untuk melacak konsesi aset-aset negara. Hal ini terutama yang hak guna usaha dan hak guna bangunan yang telah habis masa berlakunya.
Prabowo mengingatkan jajaran kabinetnya jangan sampai ada aset-aset negara yang tidak terlacak dan akhirnya tidak kembali dikuasai negara setelah hak guna usaha (HGU) dan hak guna bangunan (HGB)-nya habis.
Pak Nusron, nanti saudara teliti ya. Luar biasa kaya kita. Cek semua konsesi-konsesi HGU, HGB, yang sudah jatuh tempo, kembalikan ke negara, ujar Presiden Prabowo kepada Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid saat Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (7/5/2025).
Selain itu, Presiden Prabowo kemudian menyinggung tanah-tanah negara di Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan dan di Kemayoran, Jakarta, yang nilainya miliaran dolar AS.
Kita baru sadar, ada aset lagi. Saudara-saudara, Senayan itu, kompleks GBK itu, nilainya, saya diberi tahu pengusaha, nilainya 25 miliar dolar (AS) 10 tahun lalu. Jadi, sekarang mungkin nilainya naik, mungkin 30 miliar (dolar AS), ujar Prabowo.
Oleh karena itu, Prabowo yakin nilai aset-aset yang dapat dikelola negara jumlahnya dapat menembus USD 1 triliun, terlebih jika aset-aset negara yang konsesinya sudah habis kembali dikelola negara.
Prabowo menuturkan, saat ini aset-aset yang dikelola negara jumlahnya USD 982 miliar.
(Aset) 982 (miliar dolar AS) tambah 30 (miliar dolar AS) kita sudah tembus 1 triliun dolar AS. Terus terang saja, banyak pemimpin kita tidak mengerti. Nah, ini kadang-kadang pandainya beberapa birokrat kita, aset disembunyikan, kata Presiden.