Jakarta Serikat Petani Indonesia (SPI) menyoroti klaim krnaikan produksi beras di Indonesia. Ketua Umum SPI, Henry Saragih meminta pemerintah tak buru-buru menetapkan produksi beras surplus pada 2025 ini.
Dia menjelaskan, untuk mengukur kenaikan produksi beras tahunan perlu menghitung secara satu tahun penuh. Meski, dia tak menampik di atas kertas, produksi beras nasional bisa naik dari capaian tahun-tahun sebelumnya.
Kalau satu tahun itu ada tiga tahun musim panen ya jadi ini baru masuk musim panen pertama. Jadi kita tidak tahu ya secara persis berapa panen kita sepanjang tahun ini nanti. Jadi terlampau gini mengatakan kita surplus ya produksi gabah kita di tahun 2025 ini secara pasti, lebih kepada masih perhitungan, ungkap Henry saat dihubungi Senin (28/4/2025).
Soroti Impor Beras
Di samping proyeksi kenaikan produksi tahun ini, dia menyoroti tingginya impor beras dalam 2 tahun terakhir.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), Henry bilang Indonesia mengimpor 3,06 juta ton beras pada 2023, angka itu naik jadi 4,52 juta ton pada 2024.
Naik 47,38 persen dari tahun 2023. Dan bisa dibilang ini adalah salah satu rekor yang tertinggi. Jadi menurut saya kira terlampau dini kalau mengatakan sekarang kita sudah surplus beras, ucapnya.
Dia melihat, tren ini mirip ketika 2018 lalu, dimana Indonesia mengimlor 2,25 juta ton beras. Lalu, turun drastis ke 444 ribu ton pada 2019. Dia berharap peningkatan produksi beras nasional bisa menopang kebutuhan konsumsi di tahun ini.