Jakarta Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menerapkanĀ tarif impor baru setinggi-tingginya diperkirakan akan menimbulkan dampak pada kinerja ekonomi ASĀ di kuartal pertama 2025.Ā
AS telah mencatat penurunan kinerja Produk Domestik Bruto, yang mengukur semua barang dan jasa yang diproduksi dalam ekonomi.
Menurut data Departemen Perdagangan AS mencatat ekonomi AS terkontraksi hingga -0,3% pada kuartal pertama 2025.
KondisiĀ iniĀ mendorong perusahaan-perusahaan lokal di AS menimbun barang impor sebelum pemberlakuan tarif yang lebih tinggi.
Orang-orang sekarang menimbun barang. Langkah itu membantu ekonomi sekarang, dan kemudian mereka akan menghabiskan lebih sedikit, kata Ryan Young, ekonom senior di Competitive Enterprise Institute, dikutip dari CNN Business, Jumat (2/5/2025).
AS telah melihat pertumbuhanĀ impor barang hingga 51% pada kuartal pertama 2025, laju tercepat sejak 2020 ketika ekonomi AS dibuka kembali setelahĀ lockdown Covid-19.
Namun pada saat yang sama, peningkatan impor langsung mendorong peningkatan besar dalam investasi bisnis. Jika semua hal lain sama, tingkat investasi yang lebih tinggi mendorong PDB. Namun, dalam kasus ini, Young menilai hal itu tidak cukup untuk mengatasi dampak negatif impor.
Penimbunan membuat keadaan tampak lebih baik daripada yang sebenarnya. Dan sisi sebaliknya adalah bahwa hal itu akan melambat setelah kesibukan tengah malam itu berakhir. Angka PDB kuartal kedua bisa sangat brutal,Ā sebutnya.
Adapun Gregory Daco, Kepala Ekonom di Ernst & Young, menilai dataĀ PDB AS di kuartal pertamaĀ menjadi tanda dari tarikan buatan dalam permintaan.
Kita mungkin benar-benar melihat bahwa pada kuartal kedua, belanja konsumen, aktivitas, investasi bisnis, dan inventaris semuanya merupakan hambatan utama terhadap pertumbuhan, kata Daco.