Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membidik penggunaan energi dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk nelayan. Ini bisa berupa pendingan cold storage maupun tenaga kapal saat melaut.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menyampaikan rencana pembangunan PLTS dengan daya sekitar 100 gigawatt (GW). Sejalan dengan itu, diperlukan sektor penyerapnya, salah satunya adalah nelayan.
Jadi demand creation kita melihatnya misalnya seperti pemakaian fotovoltaik di cold storage. Jadi nelayan-nelayan kita sekarang ingin cold storage karena panennya banyak tetapi ingin dijual ke tempat lain, ini sering terkendala (pengadaannya), ungkap Eniya dalam Indonesia Energy Transition Dialogue 2025, di Jakarta, dikutip Selasa (7/10/2025).
Selain itu, dia juga melihat pemanfaatan lainnya. Misalnya, penggunaan panel surya di sebuah kapal nelayan untuk melaut. Dia mengisahkan sudah ada nelayan yang menggunakannya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) solar.
Jadi ternyata pada saat melaut jam 2 pagi itu sudah jalan, jam 2 pagi sudah jalan. Penerangannya itu dia menggunakan baterai dari solar cell yang tersimpan di dalam baterai sehingga tidak boros solar katanya, tidak boros bensin diesel, tutur Eniya.
Menurutnya, pemanfaatan skala kecil ini cukup penting untuk menyerap 100 GW penggunaan EBT. Jadi itu digunakan untuk penerangan dan ini sangat efektif sekali sehingga program-program kecil seperti ini kita akan address ya di dalam penggunaan 100 gigawatt fotovoltaik, terangnya.