Jakarta – Perekonomian Tiongkok tumbuh lebih lambat pada kuartal II 2025. Salah satu penyebab perlambatan terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif impor barang Tiongkok.
Melansir CNBC International, Selasa (15/7/2025), kinerja ekonomi Tiongkok, meski melemah, tetap tumbuh melampaui ekspektasi di tengah ketegangan tarif dagang dengan AS.
Produk domestik bruto Tiongkok tumbuh sebesar 5,2% pada kuartal kedua 2025, menurut data yang dirilis Biro Statistik Nasional negara itu.
Angka tersebut sedikit melampaui perkiraan ekonom yang disurvei dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 5,1%, namun melambat dari 5,4% yang tercatat pada kuartal pertama 2025.
Pada Juni 2025, Tiongkok melihat perlambatan pada pertumbuhan penjualan ritel menjadi 4,8% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan peningkatan 6,4% year-on-year pada Mei 2025.
Dalam tolak ukur utama konsumsi, penjualan katering di Tiongkok hanya naik tipis sebesar 0,9%, menandai kinerja terburuknya sejak Desember 2022 ketika negara tersebut bergulat dengan dampak pandemi Covid-19, menurut Wind Information.
Sementara itu, output industri Tiongkok tumbuh sebesar 6,8% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan estimasi median sebesar 5,7%.
Adapun investasi aset tetap tumbuh 2,8% pada paruh pertama tahun ini.
Penurunan investasi properti di Tiongkok semakin mendalam, mencapai 11,2% pada paruh pertama tahun ini, dibandingkan dengan penurunan 10,7% dalam lima bulan pertama. Investasi di sektor infrastruktur dan manufaktur juga melambat.