Jakarta Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menegaskan komitmennya untuk mempercepat proses re-industrialisasi nasional sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-73 yang digelar pada Jumat (23/5) di Sekretariat PII, Gedung Rekayasa Indonesia, Jakarta.
Mengusung tema Organisasi Ligat, Re-Industrialisasi Kuat, perayaan yang berlangsung secara hibrida ini dihadiri oleh jajaran pengurus pusat, wilayah, cabang, serta perwakilan luar negeri PII.
Ketua Umum PII, Dr. Ir. Ilham Akbar Habibie, MBA, IPU, dalam sambutannya menegaskan bahwa sejak awal berdiri, PII telah menjadi pilar dalam mendukung pembangunan nasional, dan kini mengusung semangat baru untuk mempercepat re-industrialisasi sebagai kunci menuju Indonesia Emas 2045.
Insinyur profesional adalah aset utama dalam re-industrialisasi. Negara-negara maju memiliki jumlah insinyur yang tinggi, dan Indonesia harus mengejar ketertinggalan ini, ujar Ilham Habibie.
Ia mencontohkan Korea Selatan yang memiliki sekitar 25.000 insinyur per satu juta penduduk, jauh melampaui Indonesia.
Beri Penghargaan Pendiri
Dalam perayaan tersebut, PII juga meluncurkan lagu tema organisasi serta menganugerahkan penghargaan kepada para pendiri PII: Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja dan Prof. Dr. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo.
Penghargaan diserahkan secara simbolis kepada keluarga pendiri oleh Sekretaris Jenderal PII bersama jajaran pengurus pusat.
Penghormatan ini menjadi simbol kesinambungan visi para pendiri yang sejak awal telah menempatkan teknologi dan insinyur sebagai tulang punggung kemajuan bangsa.
Dengan usia yang semakin matang, PII bertekad melanjutkan peran strategis tersebut untuk membawa Indonesia menuju kemandirian industri dan teknologi.