Jakarta Merger dua platform ojek online (ojol) terbesar di Indonesia kembali muncuk ke permukaan. Rencana merger Grab dan Gojek ini dikhawatirkan menggerus pendapatan mitra pengemudi ojol.
Ramai diperbincangkan kalau Grab berencana mengakuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, entitas induk dari Gojek. Ketua Umum Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati khawatir pendapatan pengemudi ojol berkurang.
Dia menjelaskan, saat ini banyak yang menggunakan dua aplikasi, baik Grab dan Gojek untuk mencari pesanan. Jika merger, otomatis hal itu tak lagi bisa dilakukan.
Ini berarti pengemudi hanya bisa mengandalkan satu aplikasi saja dalam memperoleh orderan yang berdampak pada berkurangnya pendapatan dibandingkan sebelum merger, kata Lily dalam keterangannya, dikutip Senin, (12/5/2025).
Saat ini saja, pendapatan ojol berkisar Rp 50.000 himgga Rp 100.000 per hari. Angka ini belum menghitung biaya bensin, pulsa, paket data, parkir, hingga pembelian suku cadang.
Ditambah lagi potongan platform yang selangit mulai dari 30-70 persen dari setiap orderan yang dikerjakan pengemudi, tuturnya.
Berkaca ke Merger Gojek-Tokopedia
Lily lantas mengulas kembali perbedaan yang terjadi usai merger Gojek dam Tokopedia. Pasca merger, dia mencatat pengemudi ojol kehilangan jumlah insentif saat mengambil pesanan GoSend Sameday.
Sebelum merger, pengemudi mendapatkan insentif sebesar Rp 10.000 untuk 5 kali pengantaran. Namun paska merger, pengemudi hanya mendapatkan Rp 5.000. Kemudian untuk pengantaran sebanyak 10 kali, sebelum merger pengemudi memperoleh insentif sebesar Rp 45.000. Namun setelah merger, upah pun melorot menjadi Rp 20.000.
Dari sini bisa terlihat dengan jelas bahwa bukan hanya terjadi pengurangan upah, tapi juga semakin banyak pengiriman yang dikerjakan, justru upah juga akan semakin berkurang. Berturut-turut bisa terlihat pengurangannya dari 50 persen untuk 5 pengantaran, kemudian 55 persenuntuk 10 pengantaran, tuturnya.