Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyebut Indonesia butuh setidaknya 70 kapal pengawas. Tujuannya untuk mengawasi 6 zona perairan RI dari tindakan ilegal, termasuk penangkapan ikan ilegal.
Dia menceritakan, saat ini KKP baru memiliki 34 kapal pengawas dengan usia rata-rata lebih dari 15 tahun. Walaupun masih bisa beroperasi normal, tapi dia masih membutuhkan tambahan lagi.
BACA JUGA:Bikin 10 Kapal Pakai Duit Pinjaman dari Spanyol, Menteri Trenggono Minta Restu DPR
BACA JUGA:Menteri Trenggono Lapor ke DPR, Sudah Sikat 1.149 Kapal Nelayan Ilegal
BACA JUGA:Jurus Menteri KKP Genjot Sektor Kelautan dan Perikanan
BACA JUGA:Menteri KKP: Tanggul Beton Cilincing Berizin Lengkap
Kami saat ini tentu ingin menyampaikan bahwa kondisi jumlah kapal yang kami miliki saat ini baru atau terbatas hanya 34 unit yang usia rata-rata sudah lebih dari 15 tahun tapi masih beroperasi dengan baik, ungkap Trenggono dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR, di Jakarta, Rabu (5/11/2024).
Dia menyebut, idealnya KKP mengoperasikan 70 unit kapal pengawas untuk mengawasi 6 zona perairan Indonesia. Salah satu tantangannya, kata dia, adalah menindak penangkapan ikan ilegal atau illegal fishing.
Idealnya sebetulnya kita memiliki 70 kapal untuk mengawasi seluruh peluasan wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang kita bagi menjadi enam zona penangkapan, ujarnya.
Trenggono menyampaikan, saat ini pemerintah memang menindak illegal fishing yang dilakukan oleh kapal ikan asal berbendera negara lain. Namun, dari sisi pengawasan pun ternyata belum maksimal.
Jadi kalau kita sekarang ini pengawasannya adalah IUU FISI yang dari luar. Tapi sisi lain dari dalam negeri pun kita tidak punya kemampuan yang layak untuk mengantisipasi penangkapan-penangkapan yang sifatnya dari dalam juga masuk dalam kategori IUU Fishing, bebernya.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/3906035/original/015426100_1642415540-20220117-2022-proyeksi-Ekonomi-indonesia-tumbuh-5_2-persen-ANGGA-6.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4970670/original/014056700_1729065899-pellets-surface.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2833304/original/055774200_1561020095-20190619-BI-Tahan-Suku-Bunga-Acuan-6-Persen6.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5394920/original/049046100_1761644185-IMG-20251028-WA0041.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5390085/original/066210000_1761223435-Menteri_Keuangan_Purbaya_Yudhi_Sadewa-1.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5387410/original/089654800_1761040477-pan4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5402538/original/003665800_1762250628-IMG-20251104-WA0006.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2959704/original/057857100_1573025191-Pekerja_Pabrik_Tekstil_2.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5168919/original/084021000_1742468816-673_x_373_rev__5_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2755423/original/034848800_1552987923-20190319-IPC-Menuju-Trade-Facilitator-Johan2.jpg)