Jakarta – Kesepakatan tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tidak hanya menuntut akses pasar tetapi juga investasi dari AS.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/7/2025).
Sebenarnya Amerika itu tidak semata-mata akses pasar yang kita tuntut. Karena ternyata juga akan melakukan investasi,” kata Mendag Budi Santoso dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Rabu pekan ini.
Budi menambahkan, dengan kesepakatan itu, Indonesia akan mendapat investasi dari AS untuk sejumlah komoditas, salah satunya sektor energi.
Jadi kalau tadi ada kekhawatiran, misalnya minyak. Karena memang nanti juga akan investasi di Indonesia. Artinya ada beberapa komoditas yang akan dilakukan investasi di Indonesia, tutur dia.
Budi menuturkan, kesepakatan tarif resiprokal sebesar 19% bertujuan mendukung industri dalam negeri. Sebab banyak barang baku dan barang modal yang akan diimpor dari Amerika.
Beberapa produk asal Amerika Serikat seperti gandum dan kedelai saat ini tidak ada pengenaan tarif masuk atau 0%. Indonesia pun dinilai belum bisa memproduksi kedua komoditas tersebut.
Jadi kalau kita impor gandum, kemudian kedelai itu juga sudah 0 persen dan kita tidak memproduksi. Artinya memang kita membutuhkan produk itu. Jadi ini sebenarnya kesempatan buat kita untuk mendukung industri dalam negeri, ujar dia.