Jakarta Pasar keuangan global, khususnya Wall Street, saat ini mengalami perpecahan sentimen antara optimisme dan kehati-hatian. Di sisi lain, investor mulai kembali menunjukkan minat pada aset safe haven seperti emas, terutama di tengah gejolak politik yang mengguncang pasar.
Melansir Kitco News, Minggu (20/7/2025), harga emas sepanjang pekan ini lebih banyak mengabaikan isu seputar tarif perdagangan. Fokus utama pasar tertuju pada potensi intervensi politik terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed), yang menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan pelaku pasar.
Harga emas spot sempat dibuka awal pekan di level USD 3.366,60 per ons dan beberapa kali mencoba menembus resistance di area USD 3.375. Namun, upaya tersebut gagal sebanyak empat kali. Setelah itu, harga emas mengalami penurunan signifikan, turun hingga menyentuh level support jangka pendek di USD 3.342.
Pergerakan rebound sempat terjadi di sesi Asia, dengan harga kembali naik ke level USD 3.365. Tapi kenaikan itu tidak bertahan lama karena harga kembali tertekan hingga menyentuh USD 3.322.
Setelah penurunan tersebut, emas mulai bergerak dalam pola sideways yang cukup sempit, yaitu di kisaran USD 3.320 hingga USD 3.342 per ons.
Namun, pasar kembali bereaksi tajam ketika beredar rumor pemerintahan Donald Trump memperkirakan Ketua The Fed Jerome Powell akan mengundurkan diri. Isu ini memicu lonjakan harga emas, dengan spot gold melonjak dari USD 3.325 ke USD 3.363 hanya dalam waktu 45 menit.